Sebuah penemuan yang menggegerkan para supranatural di belahan bumi tanah Jawa. Betapa tidak para pemborong yang sedang menggarap perluasan areal pabrik semen Palimanan harus terhenti dari pekerjaannya. Semua karena adanya suatu keganjilan yang membuat mereka harus geleng kepala.
Kisah ini terjadi pada tahun 1996 lalu, berawal dari pembangunan pabrik semen yang arealnya ingin diperluas. Konon dengan alat berat dan peralatan mesin canggih, areal yang sekelilingnya berupa perbukitan ini satu persatu mulai diratakan. Namun dalam penggarapannya, ada satu keanehan yang terjadi, yaitu, ditengah areal yang sedang digarap ada satu gundukan tanah yang tidak bisa dihancurkan oleh tenaga mesin.
Dalam hal ini sudah tiga kali sekop buldoser harus mengalami kerusakan fisik akibat patah disaat menghancurkan gundukan yang ternyata hanya sebongkah cadas kering. Dan dari kejadian ini pula pemborong akhirnya menghentikan pekerjaannya selama beberapa bulan karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Lantas apa yang sesungguhnya terjadi dengan diri si pemborong?
Sebagai seorang pemborong yang sering menangani proyek besar, baru kali ini ia merasa sangat ketakutan. Konon sejak menangani proyek pelebaran areal pabrik semen, sipemborong ini selalu didatangi makhluk dari dimensi alam lain yang menuntut agar pekerjaannya dihentikan.
Sejak saat itu pula beliau akhirnya mencari beberapa orang pintar yang bisa menangani masalahnya. Namun entah sudah berapa puluh paranormal yang didatangkan tapi tetap saja beliau ini masih selalu diganggu oleh puluhan bangsa lelembut areal Palimanan, sehingga dengan kondisi seperti ini terpaksa bagian pengelola pabrik semen membatalkan seluruh kontraknya.
Kini areal tersebut tidak ada yang berani meneruskan, bahkan para pemborong lainnyapun enggan menerima tawaran dari manager perusahaan. Mereka semua takut dengan apa yang sudah dialami oleh pemborong pertama.
Lain pemborong, lain pula dengan beberapa orang yang merasa mempunyai kelebihan olah bathin. Sejak tersiarnya kabar yang menggemparkan ini para jawara dan ahli ilmu Al Hikmah lainnya, mereka antusias datang menguji nyali untuk mendapatkan satu petunjuk tentang apa sebenarnya yang ada didalam gundukan tanah kering ini, sampai sampai sekop buldoser tidak sanggup untuk menghancurkannya.
Bahkan tidak kalah menghebohkannya, hampir para jawara kebathinan dari beberapa daerah yang sudah jauh jauh datang ke lokasi ini telah mendapat sebuah wangsit yang menyatakan, bahwa didalam gundukan tanah tersebut ternyata terdapat sebuah mustika pilih tanding kepunyaan dari, Pangeran Tepak Palimanan (Ki Gede Palimanan)
Dengan adanya isyaroh ini hampir semua paranormal dan orang pintar lainnya yang datang ke lokasi, mereka rata rata ingin mendapatkan mustika yang konon punya tuah sangat luar biasa. Sehingga dengan segala kemampuannya ini mereka mulai mencari tempat penarikan yang dianggap bisa dijadikan lahan penarikan mustika tersebut.
Satu bulan telah berlalu dan mustika yang menjadi rebutan para jawara ini belum juga muncul dari persembuyiannya, satu persatu para ahli bathin akhirnya pulang dalam keadaan tidak membawa hasil.
Ditempat lain tak jauh dari lokasi dimana mustika pilih tanding sedang diperebutkan, ada salah satu orang yang sama sekali tidak tertarik dengan hebohnya mustika yang sedang ramai dipergunjingkan banyak orang, beliau ini bernama, bapak Suparman, asal daerah Panjalin Majalengka.
Sehari hari Suparman bekerja sebagai tukang pecah batu yang penghasilannya sangat minim. Disamping ini beliau juga terkadang membantu masyarakat sekitarnya dalam hal menyembuhkan penyakit non medis. Maklumlah dengan keadaan yang serba pas pasan, walau beliau tergolong mempunyai banyak kelebihan dalam ilmu supranatural, namun baginya lebih condong mencari materi untuk bertahan hidup dari pada memburu mustika yang dianggapnya belum pasti.
Namun ditengah malam yang sangat sepi, seperti hari hari biasannya beliau ini selalu datang kepetilasan sunan Bonang, yang ada disebelah barat bukit Palimanan, guna mencari ketenangan bathin. Tanpa disadari beliau, seberkas sinar putih yang sangat menyilaukan mata tiba tiba terpancar terus menerus dari salah satu areal yang akan dibangun pabrik semen.
Dengan rasa penasaran, beliau akhirnya mendekati datangnya sinar tadi dan ternyata, sinar itu berasal dari gundukan sebuah tanah kering. Tanpa punya pikiran lain, beliau tambah mendekat dimana letak sinar itu berada.
Setelah diamati secara seksama, sinar itu berasal dari sebuah cadas kering. Lalu dengan rasa penasaannya, Suparman langsung mengambil batu besar yang banyak berserakan dan menghantamkannya kegundukan cadastersebut, maksudnya agar cadas tadi pecah dan apa yang menjadi sumber dari sinar tadi bisa keluar wujudnya.
Ternyata usaha yang dilakukannya tidak sia sia, cadas tadi terpecah dan wujud dari sinar itupun keluar, yaitu sebuah batu berwarna putih yang masih dalam keadaan menyala. Dan saat beliau ini akan mengambil batu bercahaya tadi, tiba tiba dalam batu itu keluar seekor babi yang sangat besar sekali.
Suparman langsung kaget bukan kepalang dan langsung terjatuh saat akan melarikan diri. Dengan kondisi seperti ini beliau hanya pasrah ditengah rasa takut yang tiada terhingga.
Belum lagi beliau bisa bangun, dalam pancaran batu tadi keluar juga seekor macan loreng yang sangat besar. Kedua binatang ini perlahan lahan mendekatinya. Tak ayal beliau menjerit sejadi jadinya karena rasa takut yang teramat sangat.
Ditengah kepanikannya, tiba tiba seorang putri yang sangat cantik jelita telah muncul ditempat itu dan langsung menyapa kedua binatang tersebut. Ya, rupanya putri ini tak lain adalah, Kanjeng Ibu Ratu laut kidul sang penguasa laut selatan.
Dengan sapaan lembutnya, kedua binatang yang berwujud, babi dan macan loreng ini lalu menghampirinya dengan penuh rasa hormat, “ Wahai Suparman! Jangan kau merasa takut atas kehadiran kita bertiga, sesunguhnya kau orang yang kucari untuk kutitipkan mustika kol buntet dari kepunyaan sang penguasa daerah ini, yang dimaksud adalah Ki Gede Palimanan.
Sesungguhnya mustika ini sulit dicari tandinganya, karena sejak pecahnya perang Cirebon-Palimanan, yang dipimpin oleh, Syarief Hidayatulloh, (Zaman Wali Songo) mustika ini sengaja ditanam oleh sang penguasa ( Ki Gede Palimanan) agar pasukan Cirebon tidak sampai bisa masuk kewilayah ini, disamping itu mustika ini pernah ditaruh dibawah kursi singgasananya selama kurang lebih setengah abad, sebagai bentuk kelanggengan sebuah tahta dari seorang pemimpin” jelas sang ratu.
Dari kejadian ini Suparman akhirnya bisa mengerti betul tentang kejadian yang sedang dialaminya. Namun seiring waktu disaat orang orang besar tahu tentang kharisma dan kekeramatan mustika kol buntet palimanan yang beliau miliki, pada suatu hari, mustika ini dipinjam salah satu promotor untuk tujuan agar jabatan, namun setahun sudah mustika kol buntet yang dipinjamnya tiaak dikembalikan sehingga dengan usia yang semakin lanjut, Bapak Suparman hanya bisa pasrah menerima segala kenyataan yang memang sudah punya garis hidup masing masing.
Ditengah ajal akan menjemputnya, salah satu kyai yang tidak mau namanya disebutkan ini mendatangi rumah bapak Suparman, yang intinya dia datang karena sebuah isyaroh yang dialaminya, yaitu untuk menarik kembali mustika kol buntet yang pernah menjadi miliknya. Dan dengan rasa puas bapak Suparman pun mengijinkannya.
Dari rentetan kisah ini, tentunya pembaca sekalian sedikitnya mengerti tentang sejarah yang pernah ada dibalahan bumi Indonesia, bahwa bangsa ini baik dahulu maupun sekarang tetap masih menjadi sebuah bangsa yang kaya akan mistik dan kekuatan. Sehingga dengan sajian kali ini akan membawa kecintaan kita pada makna leluhur yang telah banyak berjasa pada bangsa dan negara.
sumber:indospiritual.com/artikel_kisah-mistis-pusaka-keong-buntet-palimanan.html
Tuesday, August 16, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment