
KAUM Muslim AS kini lebih optimistis dengan masa depan dibanding berbagai kelompok keagamaan lain, namun walau mereka menolak keras terorisme, hampir separuh dari masyarakat itu melaporkan diskriminasi.
Fakta itu diketahui dalam sebuah survei yang dilakukan jelang ulang tahun ke-10 serangan 11 September dan meneliti seberapa baik integrasi 2,6 juta Muslim yang tinggal di AS setelah "perang melawan teror" yang dilancarkan oleh mantan presiden George W. Bush sesudah pembajakan-pembajakan pesawat yang digunakan dalam serangan tersebut.
Penelitian itu menemukan bahwa kaum Muslim cenderung lebih optimistis tentang perekonomian dan politik menyusul terpilihnya Presiden Barack Obama, yang mendapat 80 persen dukungan di antara kaum Muslim, lebih tinggi daripada kelompok keagamaan besar lainnya.
Enam puluh persen dari kaum Muslim mengatakan mereka "berkembang" di AS, dibanding 61 persen dari masyarakat Yahudi, 54 persen pemeluk Katolik dan 52 persen kaum Protestan.
Hanya 37 persen dari Muslim mengaku mereka "kesulitan", lebih kecil dari kedua kelompok Kristen tadi tapi satu poin lebih tinggi daripada Yahudi, sementara tiga persen dari umat Islam mengatakan mereka "menderita."
Limapuluh empat persen dari Muslim mengungkapkan perekonomian AS "kian baik," suatu persentasi yang jauh lebih tinggi daripada kelompok keagamaan lain.
"Masyarakat Muslim Amerika puas dengan kehidupan mereka saat ini dan lebih optimistis daripada kelompok-kelompok keagamaan lain bahwa segala sesuatunya kini semakin baik," papar laporan tadi, yang tidak membedakan antara berbagai kelompok Muslim berbeda.
Namun, 48 persen dari kaum Muslim yang disurvei mengatakan mereka "secara pribadi mengalami diskriminasi rasial atau keagamaan" dalam setahun terakhir, dibanding 31 persen dari penganut Mormons, 21 persen kaum Yahudi dan 20 persen dari pemeluk Katolik.
Umat Islam cenderung berpandangan lebih negatif terhadap militer AS dan Biro Penyelidik Federal (FBI), ujar laporan tadi, yang menyebutkan perasaan-perasaan demikian timbul dikarenakan "perang melawan teror" yang dipandang sebagian kalangan sangat dipusatkan pada kaum Muslim.
Muslim Amerika juga jauh lebih besar kemungkinannya daripada kelompok lain untuk menyalahkan pandangan buruk tentang Amerika Serikat di dunia Muslim terhadap aksi-aksi pemerintah AS daripada "informasi keliru," papar laporan tadi.
Namun, Muslim Amerika juga memimpin semua kelompok lain dalam menentang serangan terhadap orang-orang sipil oleh para individu atau kelompok, dengan 89 persen menentang aksi-aksi demikian.
Survei tadi yang dilakukan oleh Abu Dhabi Gallup Center -- sebuah pusat riset Gallup di Uni Emirat Arab --menggunakan data dari berbagai wawancara yang dilakukan antara Januari 2008 dan April 2011 dengan 868.264 orang dewasa, termasuk 3.883 Muslim.
Berbagai kelompok keagamaan lain yang diteliti dalam survei itu adalah Protestan, Katolik, Yahudi, Mormons dan "tak punya agama/atheis/agnostik."
sumber:www.analisadaily.com/news/read/2011/08/08/7436/muslim_as_optimistis_tapi_hadapi_diskriminasi/
0 comments:
Post a Comment